
Ndak mau ke sintang lagi...lirihku pelan saat terbaring tepar diatas kaki saudara sepupuku yang dengan sabar menahan kepalaku karena rasa kesetrum saat di guncang bis yang melaju menuju kota sintang, ditengah perjalanan beberapa kali tak tersadar karena terasa tenang layaknya orang pingsan, " Berhenti di BTN selamat datang ya pak, ujar saudariku, samar2 suara itu terdengar ditelingaku.
Yum, udah sampai ujarnya setelah kurang lebih 7 jam kepalaku terbaring lemas dipangkuannya, turun dari bis dengan syndrom mabuk kendaraan yang sangat kronis, dijemput teman yang tinggal dikompleks BTN, sesampai dirumah terbaring lemas dan beristirahat hingga shubuh menjelang, matahari muncul dengan indah dan kesegaran jasad ini dikembalikan pada fitrahnya, melangkah dengan gontai melihat sekeliling rumah yang ditumbuhi ilalang dan jalannya berpasir putih dengan kerikil batu yang cantik, yum kedepan , celoteh saudariku mengajakku ke arah depan kompleks, ada mata air layaknya air ledeng yang jernih dan bersih, jalan tanjakan naik turun, subhanaallah...
Dan yang tak terlukis adalah ketika kaki ini melangkah ketepian danau yang merupakan sisa penggalian emas, Takjub dan tak bisa bilang apa2 karena cantiknya danau yang indah tersiram mentari sore.
setelah hari ke 3 diajak teman mengelilingi jalan sintang, dan setelah melihat bagaimana kondisi jalan, Saya jatuh cinta pada daerah sintang, ada hal lain yang berbeda, kultur budaya, keadaan masyarakat dan tantangan yang lumayan berat jika harus mengabdikan diri disini.
Perjalanan yang unik, menarik dan lumayan panjang, ditemani yanti, chimoo dan my sista dalam perjalanan ukhuwah menjadi sesuatu yang indah,
Allahu Rabbi, Engkau lah yang paling mengetahui hati-hati kami dan apa-apa yang terbaik untuk diri kami, Jadikan kami bermanfaat untuk agamamu, dan kumpulkan kami kelak dalam barisan hamba-hamba yang berada dalam limpahan cinta dari_Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar